Hi! Apa kabar?

Aku mau bagiin pengalamanku naik kereta api pulang-pergi minggu lalu menggunakan kereta api lintas Sumatera Selatan. Kenapa? Well, soalnya pas aku cari informasinya di internet, minim banget postingan mengenai hal ini.

Moda transportasi kereta api di pulau Sumatera masih sangat terbatas trayeknya, terutama karena kontur geografis daerahnya masih sulit. Banyak daerah pegunungan dan dataran tinggi yang mempersulit pembukaan trek kereta api. Mungkin seperti Pulau Jawa beberapa puluh tahun lalu.

Berpergian antar provinsi di Sumatera memakan waktu yang lama. Untuk jalan darat ya paling pake mobil pribadi atau travel. Saat berpergian ke Solok (Sumatera Barat) awal tahun lalu, keluargaku menghabiskan waktu sekitar 18 jam perjalanan (sudah termasuk waktu istirahat dan kejadian pecah ban). Benar-benar membosankan. Coba kalau ada kereta Bengkulu-Sumatera Barat..

Nah, saat merencanakan perjalanan ke Sumatera Selatan minggu lalu, aku sempat berpikir untuk ambil gampang aja, naik travel Bengkulu-Palembang. Ongkosnya sekitar 250k. Tapi kemudian aku browsing harga tiket kereta api dari Lubuk Linggau ke Palembang, dan ternyata cuma 32k ongkosnya!

Wow. Siapa yang nggak tergiur dengan harga tiket tersebut, apalagi buatku yang travellingnya on budget.

Setelah dihitung dengan ongkos travel ke Linggau dari Bengkulu, ongkosnya kira-kira 128k buat pergi. 

Tapii, ada sedikit miss di jadwal keberangkatan. Begini lho, kereta api yang berangkat dari lubuk linggau ada 2. Kereta pagi dan kereta malam. Kereta pagi berangkat jam 9.30 pagi dan kereta malam berangkat pukul 20.00. Nah, yang murah ini kereta siang yang berangkat jam 9.30, sementara kereta malam harganya lebih mahal (karena kursinya lebih nyaman daripada kereta siang, mungkin).

Ini perbandingannya:

Jadwal kereta Lubuk Linggau - Palembang

side note : my browser been sooo laggy that I had to wait 15 minute to load the picture above 😣

anyway,

Yang berarti, jika ingin naik kereta siang, harus sudah berangkat jam 5 subuh dari Bengkulu karena harus nyampe di stasiun jam 9.30. Aku sih bisa aja naik travel jam segitu, tapi ada nggak travel yang udah berangkat jam segitu?

Katakanlah risetku kurang, karena travel yang direkomendasikan teman dan keluarga semuanya tidak ada yang berangkat jam segitu. Selagi galau begitu, aku cek tiket kereta H-2 keberangkatan dan.. JENG JENG, tiket siangnya sudah habis buat tanggal 15 dan 16, haha.

Agar itinerary ga terganggu, aku akhirnya minta izin buat berangkat pake kereta malam. Karena cuma itu lagi pilihannya kalau mau naik kereta. Lagipula, kalau dihitung, masih lebih murah daripada naik travel kok. Dan kelebihannya, aku ada kontak travel yang berangkat jam 2 siang dari Bengkulu, yang bisa langsung antar ke Stasiun Lubuk Linggau.

Jadwalnya jadi begini : 

15 Agustus : Dari Bengkulu jam 2 siang, naik mobil Bengkulu Indah Travel (90k). Mobil travelnya berkapasitas 8 orang tapi cuma bakal angkut 3 orang saja, jadi perjalanan bisa lebih nyaman (dan tentu tidak ada yang merokok). Sesampainya di Linggau, aku bakal minta antar langsung ke stasiun. Sholat maghrib biar di stasiun aja. Naik kereta ke Palembang pake kereta Sindang Marga kelas Bisnis (117k). Totalnya 210k.  

Dan buat pulang, 

19 Agustus : Dari stasiun Kertapati Palembang, naik kereta Bukit Serelo (32k) kelas Ekonomi jam 09.30. Sampai jam 17.00. Kemudian di Linggau menginap dulu di Linggau, rumah sanak. Kemudian besok paginya baru pulang dari Linggau naik travel yang sama jam 8 pagi. Nyampe rumah sekitar jam 12 siang. 

Rencananya begitu. Pas eksekusi ada improvisasi dikit ehehe. 

Jadi pas berangkat ya lancar aja kan, travelnya mengangkut 2 orang lain yang sudah memesan travel tersebut. Om Frengky supir kami hari itu. Orangnya ramah dan rapi. Saat di perbatasan Bengkulu-Linggau, ternyata Om Frengky menaikkan satu penumpang lagi. Mungkin memang bantu orang yang mau nebeng. Bapak yang ikut naik ini bilang tujuannya ke Jambi, tapi nanti bisa diturunkan di perbatasan mana gitu aku lupa.

Lanjut, berangkat!! Jujur aku agak mabuk perjalanan pas di gunung. Yah biasanyakan cuma bareng keluarga, pace-nya slow dan bisa sambil ngemil. Lha ini dibawa ngebut hoho. Apalagi hari Kamis sore begini, kendaraan yang lewat ga terlalu banyak. Baru sampai Curup aku bisa menguasi diri dan menikmati pemandangan.

Mampir bentar di warung, kata supirnya. Btw pisang molen disini enak sekalii

Sampai di Linggau, aku ditanyain om supir mau turun dimana. Aku pengen bilang stasiun tapi Om Frengky bilang kalau keretanya masih lama, cari makan aja dulu. Akhirnya aku minta berhenti di Masjid Agung Linggau buat sholat magrib dan cari makan disekitar masjid. Alasannya yah, karena aku belum pernah sholat disitu, hehe.

The glorious Masjid Agung As-Salam 

Setelah itu aku cukup bingung mau makan dimana, haha. Akhirnya cuma beli thai tea aja dan langsung otw Stasiun pake grab. Murah, cuma 4 ribu dari Masjid karena sebenarnya jaraknya kurang dari 1 kilo haha. Cuma yah, aku bawa tas ransel besar yang membuatku gampang jadi incaran orang (kata mama ini ya, aku ambil aman aja).

Tukar tiket di kounter mandiri, tinggal masukin kode booking dan karcisnya tercetak. Sialnya, keyboard komputer pertama yang kugunakan sudah agak error sehingga aku harus mencoba beberapa kali sebelum pindah ke komputer sebelah.

Suasana di Stasiun Lubuk Linggau sebelum keberangkatan kereta

Di kereta, kupikir masih ada cukup banyak waktu untuk pesan grab food. Dan kulakukan. Pesan nasi ayam geprek doang, ongkir plus makanannya cuma 20ribu. Dalam hati berharap-harap cemas, apakah nasinya bisa sampai sebelum kereta berangkat atau..

Dan ternyata waktunya cukup. Lebih malah, sehingga aku bisa makan sebelum kereta mulai bergerak. yang mau pesan juga, nama gerainya di grab : A3 Ayam Geprek Curup - Ps. Satelit. Paket nasi ayamnya enak dan lengkap, meskipun harganya cuma 13ribu. Sayang aku ga sempat cicip sayurnya karena takut bakal berantakan makannya.

Oh iya, kupikir aku bakal sendirian sepanjang perjalanan karena pas di Lubuk Linggau kursi disebelahku kosong (yup, semua bangku keretanya buat berdua, dan ga ada pembatasnya antara bangku). Wah lucky banget ga harus duduk sama stranger! Nope, ternyata ada yang naik di stasiun Tebing Tinggi :(

Sampai di Stasiun Kertapati

Teman seperjalanan cukup sopan untuk tidak menyenggolku selama perjalanan (untungnya sama-sama ramping yah). Perjalanan selama 7 jam berjalan mulus. Keretanya nyampe sekitar 13 menit lebih cepat dari perkiraan yaitu jam 3 pagi. Hah. Mantap.

Aku mengikuti para penumpang lainnya masuk ruang tunggu, tidak acuh terhadap banyak calo taxi. Di stasiun sinyal internetku udah jalan, jadilah aku nunggu hari terang sambil nonton drama~

Maskot asian games 2018 masih tegak berdiri di Stasiun Kertapati

Jam 5 pagi, ada pengunguman dari pihak kereta api. Mengatakan kalau semua penumpang diharapkan keluar ruang tunggu karena mau dibersihkan. Nani?! Mau kemana jam segini? Pada pengunguman pertama, masih banyak yang tidak acuh, tapi beberapa saat kemudian kerumunan penumpang yang menunggu mulai menipis.

Aku sebagai salah satu yang tidak dijemput ikut berdiri juga... tapi ke wc dulu hehe. Cuci muka dan wudhu buat sholat subuh. Setelah itu, baru aku keluar stasiun.

Beberapa penumpang terakhir yang keluar..

Karena diluar masih gelap dan aku nggak begitu paham sekarang ada dimana (didepan cuma kelihatan jembatan besar wkwk), aku akhirnya menunggu lagi diluar stasiun bersama beberapa penumpang lain. Yah saling melindungi lah ya. Untungnya hari itu yang naik kereta rame. Kalau nggak, ya semoga kalian ada jemputan jam 5 pagi!

Fast forward ke tanggal 19.. karena perjalanan di Palembang lainnya buat postingan lain, hehe.

Aku nyampe di stasiun pagi-pagi meskipun sebenarnya kereta berangkat jam 9.30. Soalnya Icha mau apel pagi. Ya sudah akhirnya aku nyampe jam 7 pagi, belum sarapan juga. Keluar dong, jurus grab food. Kali ini aku pesan nasi Minyak yang harganya cuma 10k. Ongkirnya cuma 5k karena jaraknya dekat stasiun. In case kalian mau mesan juga dari stasiun, nama tokonya Bubur Ayam, Nasi Uduk, Nasi Minyak Hafizah - 4 Ulu. Sungguh sebuah gerai yang tau cara memanfaatkan SEO wkwk.

Makanannya enak banget, padahal murah ahaha. Memang makanan Palembang sedap-sedap!

Sebenarnya di stasiun ada yang toko-toko yang menjual sarapan pagi. Tapi entah kenapa aku takut harganya mahal 😆 (padahal belum ditanya haha. Firanya udah ketakutan ditanya-tanyain "MAU MAKAN APA DEK, SARAPAN DULU DEKKK,"

Stasiunnya keliatan lebih cerah pas pagi ya

Sekitar jam 8 ada pemberitahuan kereta berangkat. Aku ga dengar jelas, tapi aku yakin kalau itu bukan keretaku, haha. Dan ternyata memang benar, yang berangkat lebih pagi adalah kereta menuju Lampung. Untung aku ga asal naik kereta yah, bisa salah tujuan! HAHA

Satu hal yang baru kusadari saat naik ke kereta adalah.. Aku memilih kursi barisan yang paling jelek dari satu gerbong haha. Baris 23, adalah baris paling akhir yang mana bersebelahan dengan wc. Yah memang sih pintu wc-nya ga langsung menghadap baris 23 dan 24, tapi baunya menguar kuat ketika pintu gerbong terbuka. Yuck!

Selain itu, baris ganjil di kereta siang berarti kursi yang membelakangi arah laju kereta. Omg.

To make it worst, dari semua bangku yang ada, bangku baris paling belakang ini punya jarak antar bangku paling sempit. Jadilah penumpang kursi 23 dan 24 harus berbagi ruang sempit buat meletakkan kaki.

Kira-kira begini, bangkunya berhadapan. 

Untungnya Allah masih sayang sama hambanya yang berkaki panjang ini. Kali ini kursi disebelah beneran kosong dari Kertapati sampai lubuk linggau!

Udah bersiap dengan masker haha. 

Awalnya aku membiasakan diri dulu dengan kursi yang sandarannya kaku 90 derajat ini. Pusing juga duduk membelakangi laju kereta, ya akhirnya aku izin tiduran sama mbak dan ibu baris 24. Kami semua tidak saling mengenal, tapi si mbak punya banyak bahan pembicaraan menarik yang membuatku akhirnya melupakan pusing dan menikmati perjalanan, hehe.

Sebenarnya tidak seburuk yang kubayangkan. Ac-nya nyala dan didalam kereta tidak gerah sama sekali. Tirai juga ditutup agar tidak silau. Gerbong bersih dan tidak ada yang merokok. Perjalanan juga sama mulusnya dengan saat malam, kecuali kali ini ada lebih banyak orang yang naik dan turun.

Nyampe di Linggau jam 5 tepat. Sangat on time. Jempol banget deh dengan KAI. Semua jadwalnya tepat waktu dan perjalanannya nyaman dan lancar.

Seharusnya aku nginap dulu semalam dan habis itu naik travel kan ya, tapi ternyata Abah menjemput. Jadilah balik bareng Abah yang nyetirnya selow. Nyampe jam 12 malam di Bengkulu (karena di Curup sama Kepahyang mampir dulu. Sebenarnya perjalanan cuma 4 jam aja).

Begitulah pengalamanku naik kereta api ke Palembang pulang-pergi. Karena udah tau begini, aku jadi pengen jalan-jalan ke Palembang lagi naik kereta haha. Semoga yah.


8 Tips Naik Kereta Api Indonesia Trayek Sumatera Selatan  


  1. Pesan tiket dari jauh hari. Ini penting, apalagi kalau sudah punya jadwal perjalanan. Jangan sampai kehabisan tiket haha. 
  2. Pesan tiket lewat aplikasi travel online sangat membantu, terutama karena ada diskon dan bisa bebas pilih kursi. Menurut ibu-ibu yang satu kereta denganku, kalau dia beli tiket di minimarket, kadang tidak bisa pilih kursi. 
  3. Jauhi nomor-nomor awal dan akhir gerbong. Jauhi WC deh lebih tepatnya. Karena baunya luar biasa XD Dan ingat ya, kalau kereta siang, nomor ganjil kursinya membelakangi laju kereta. Buat kelas bisnis dan eksekutif sebenarnya kursinya juga bisa diputar, terutama buat yang berpergian rame-rame, mungkin pertimbangkan ambil bangku berderetan depan dan belakang.
  4. Jangan lupa datang tepat waktu, kalau bisa 15 menit sebelum jam keberangkatan. KARENA KERETA SANGAT ON TIME. Jangan dikira jam Indonesia jam karet, kalau jam kereta ya tepat waktu. Jam 9.30 baru nyampe, ya good luck aja ngejar kereta yang udah mulai jalan. 
  5. Bawa makanan dan minuman sendiri (juga tisu dan pembersih tangan jika perlu) karena makanan dalam kereta tidak begitu enak dan mahal *ehem* Kalau dulu sih banyak penjual asongan, tapi sekarang udah ga ada. 
  6. Jaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan. Dibeberapa perhentian, petugas kereta akan mengambil sampah yang sudah dikumpulkan dalam plastik (disediakan) dan memberi kantung sampah baru. Pokoknya biar sama-sama enak, jangan buang sampah sembarangan ya!
  7. Ini tips dari mbak yang kutemui di kereta, katanya kalau nggak mau buang air di kereta, bisa turun pas kereta berhenti di stasiun. Ada jeda waktu sekitar 10 menit kalau nggak salah. Jadi bergegaslah! Di stasiun wc-nya lebih terawat dan bersih. Hati-hati ketinggalan kereta yah hehehe
  8. Last, masih dari mbak-mbak keren row 24D, kalau beli tiket kereta, langsung book tiket dengan titik pemberhentian terakhir saja. Misal, mau pergi ke Lahat dari Palembang, tapi pesan tiketnya yang Palembang-Lubuk Linggau. Kenapa? Karena di stasiun Lahat boleh keluar, dan kemudian kursinya bisa dinikmati penumpang sebelah sampai Lubuk Linggau. Kalau cuma pesan Palembang-Lahat, di stasiun Lahat bakal ada orang yang naik menggantikan duduk di kursi tersebut. Kan kalau kursinya kosong, orang yang disamping bisa lebih leluasa dikit duduknya.

Segitu aja deh tipsnya. Aku belum nyobain Eksekutif. Perjalanan pake kereta beneran nyaman dan on time. Penjagaannya juga lumayan ketat, tidak ada yang boleh masuk selain penumpang dan staff. Jadi lumayan amanlah, pun buat cewek yang jalan sendirian sepertiku.

Oh ya ini jalur rel kereta api Palembang. Bisa diamati buat yang mau berpergian kesalah satu kota yang dilewati kereta api :) 

7 Comments

  1. Widih, seru ya kak naik kereta. Aku jadi inget dulu perjalananku pertama dan sejauh ini baru itu yang naik kereta api, dari Surabaya ke Jogja. Tapi waktu itu ditemenin kakak mahasiswa karena lomba jadi ya ikut-ikut aja.

    Sekarang kayaknya lebih rapi ya kereta, gak kayak dulu tuh yang sering kuliat di tv apalagi kelas ekonomi pada rebutan terus sumpek.

    ReplyDelete
  2. Wah infonya sangat bermanfaat banget buat aku yang beum pernah travelling pakai KAI.
    Thanks kak infonya..

    ReplyDelete
  3. Berguna banget nih tips nya buat aku yang di kotanya ga ada kereta apinya. Jadi ga malu-maluin atau bingung kalau jalan naik kereta nanti

    ReplyDelete
  4. Wahhh, jadi tau tips dan triknya. Sangat bermanfaat kaak, makasih yaaaa . sukses teruss

    ReplyDelete
  5. hampir sama ya kalau di Jawa, betul sudah nyaman krn nggak ada asongan dong jadi lebih kondusif hehe. aku jg kl ngereta ga mau deket bordes krn goyangnya kerasa dan buka tutup pintu bikin ga fokus istirahat, sama baunya ya kadang hmm. betul, lbh enak pesen online krn bisa bebas milih

    ReplyDelete
  6. wah pasti enak banget bisa naik Kereta Api, soalnya kalo di kalimantan belum ada kereta api. Penasaran mau nyoba

    ReplyDelete
  7. Selalu suka baca kisah perjalanan teman-teman dan banyak belajar dari pengalaman mereka, termasuk dari tulisan Kak Fira ini. Kebetulan aku pun pernah merasakan naik kereta api lintas Sumatera, dari Palembang ke Lampung. Perjalanan lancar dan jadi lebih cepat dengan adanya moda kereta api ini

    ReplyDelete